Segala
pujian bagi ALlah SWT yang telah memberikan anugerah kepadaku yaitu seorang
isteri, Yang memberikan perasaan tenteram dan nyaman di dalam hati ini.Isteriku
yang manis dan sholehah … kupanggil dia De’ Ais dengan segenap kasih sayang.
Panggilan ini untuk dirimu wahai isteriku.
Aku memilihmu bukan sekedar melihat betapa menawannya rupamu, dan bukan pula bukan karena tidak ada wanita lain yang mau padaku. istriku, semuala sekedar berharap akan keikhlasan dan ketulusanmu melayaniku aku memilihmu.
Kini, aku mulai sadar betapa dikau mempesonakanku. Ingatanku akan wajahmu mengalihkan sekian banyak akhwat-akhwat yang sering terlintas di balik sudut mataku. Aku terpesona istriku, aku terpedaya olehmu istriku. Sanggupkah aku hidup jauh tanpamu?
Waktu begitu cepat berlalu, wajahmu tak berubah seperti dulu saja. Engkau dengan sabar walau terkadang memaksakan keinginan2mu. Aku tahu itu betapa engkau memang atas kehendak_Nya terpilih untukku. Tak terluput dalam setiap mimpi-mimpi indahku terlintas pula sapa mesra tertuju untukku. Aku terpesona dan terpesona…
Masih teringat waktu dulu pertama dalam hidupku seorang wanita menggandeng tanganku. Itulah kau istriku, aku bagaikan melangkah di atas air begitu ringan. sejuk bagaikan tersesat di padang pasir tertimpa hujan salju, bagai melayang seringan anai-anai diterpai angin.
Aku tlah jatuh cinta…
Ketika kutatap wajah istriku, betapa aku sangat bersyukur kepada Allah, atas anugerah terbesar yang pernah aku terima. Seorang wanita yang sederhana, namun keridhoan dan keikhlasannya menerima diriku sebagai suaminya, membuat aku tidak berhenti bahkan tidak akan pernah berhenti bersyukur kepada Allah, atas kado pernikahan paling indah
yang diberikan kepadaku..
Ketika kutatap wajah istriku, betapa besar rasa maluku, karena masih banyak kekurangan pada diriku. Dan sungguh banyak kelebihannya, yang mungkin aku tidak akan mampu menandinginya. Seorang wanita yang tegar dan tidak banyak menuntut, kecuali tanggung jawabku sebagai suami, imam keluarga. Dia wanita yang ikhlas menerima segala kelemahan dan kekuranganku, sebagai suami.
kutatap wajah istriku, betapa bangga dan bersemangatnya diriku, karena dukungannya terhadap perjuanganku untuk terus memperbaiki diri. Aku memang bukan laki-laki yang sempurna dan dia juga bukan wanita yang sempurna, tetapi Allah telah memilihnya untuk menjadi pasangan hidupku dan juga ibu anak-anakku kelak. Semoga inilah yang terbaik menurut Sang Maha Penentu Takdir.
Ketika kutatap wajah istriku, di saat dia sedang lelap tertidur, tak terasa menetes air mataku, karena rasa syukur kepada Allah atas anugerah terbesar-Nya. Terlihat wajahnya yang kelelahan, karena harus melayani suami. Tapi aku yakin, lewat keikhlasannya, dia akan menjadi wanita yang mampu terus berjuang di jalan Allah dengan menjadi istri dan ibu anak-anakku kelak. Kukecup keningnya, sambil keberdoa, Ya Allah, jadikanlah dia bidadari syurgaku, sehingga meringankan pertanggungjawabanku, saat menghadap-Mu di Hari Perhitungan kelak. Amin.
‘Robbana Hablana Min Azwajina Wa Dzuriyatina Qurrota Ayyun Waj’alna Lil Muttaqiina Imaama’
“Ya Alloh ya Tuhan Kami Karuniakan kepada kami istri-istri dan anak-anak
yang menyejukan mata dan jadikan mereka pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa
Aku memilihmu bukan sekedar melihat betapa menawannya rupamu, dan bukan pula bukan karena tidak ada wanita lain yang mau padaku. istriku, semuala sekedar berharap akan keikhlasan dan ketulusanmu melayaniku aku memilihmu.
Kini, aku mulai sadar betapa dikau mempesonakanku. Ingatanku akan wajahmu mengalihkan sekian banyak akhwat-akhwat yang sering terlintas di balik sudut mataku. Aku terpesona istriku, aku terpedaya olehmu istriku. Sanggupkah aku hidup jauh tanpamu?
Waktu begitu cepat berlalu, wajahmu tak berubah seperti dulu saja. Engkau dengan sabar walau terkadang memaksakan keinginan2mu. Aku tahu itu betapa engkau memang atas kehendak_Nya terpilih untukku. Tak terluput dalam setiap mimpi-mimpi indahku terlintas pula sapa mesra tertuju untukku. Aku terpesona dan terpesona…
Masih teringat waktu dulu pertama dalam hidupku seorang wanita menggandeng tanganku. Itulah kau istriku, aku bagaikan melangkah di atas air begitu ringan. sejuk bagaikan tersesat di padang pasir tertimpa hujan salju, bagai melayang seringan anai-anai diterpai angin.
Aku tlah jatuh cinta…
Ketika kutatap wajah istriku, betapa aku sangat bersyukur kepada Allah, atas anugerah terbesar yang pernah aku terima. Seorang wanita yang sederhana, namun keridhoan dan keikhlasannya menerima diriku sebagai suaminya, membuat aku tidak berhenti bahkan tidak akan pernah berhenti bersyukur kepada Allah, atas kado pernikahan paling indah
yang diberikan kepadaku..
Ketika kutatap wajah istriku, betapa besar rasa maluku, karena masih banyak kekurangan pada diriku. Dan sungguh banyak kelebihannya, yang mungkin aku tidak akan mampu menandinginya. Seorang wanita yang tegar dan tidak banyak menuntut, kecuali tanggung jawabku sebagai suami, imam keluarga. Dia wanita yang ikhlas menerima segala kelemahan dan kekuranganku, sebagai suami.
kutatap wajah istriku, betapa bangga dan bersemangatnya diriku, karena dukungannya terhadap perjuanganku untuk terus memperbaiki diri. Aku memang bukan laki-laki yang sempurna dan dia juga bukan wanita yang sempurna, tetapi Allah telah memilihnya untuk menjadi pasangan hidupku dan juga ibu anak-anakku kelak. Semoga inilah yang terbaik menurut Sang Maha Penentu Takdir.
Ketika kutatap wajah istriku, di saat dia sedang lelap tertidur, tak terasa menetes air mataku, karena rasa syukur kepada Allah atas anugerah terbesar-Nya. Terlihat wajahnya yang kelelahan, karena harus melayani suami. Tapi aku yakin, lewat keikhlasannya, dia akan menjadi wanita yang mampu terus berjuang di jalan Allah dengan menjadi istri dan ibu anak-anakku kelak. Kukecup keningnya, sambil keberdoa, Ya Allah, jadikanlah dia bidadari syurgaku, sehingga meringankan pertanggungjawabanku, saat menghadap-Mu di Hari Perhitungan kelak. Amin.
‘Robbana Hablana Min Azwajina Wa Dzuriyatina Qurrota Ayyun Waj’alna Lil Muttaqiina Imaama’
“Ya Alloh ya Tuhan Kami Karuniakan kepada kami istri-istri dan anak-anak
yang menyejukan mata dan jadikan mereka pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa
Tidak ada komentar: