Kamis, 28 Juni 2012

Bilal bin Rabah



Bilal bin rabah adalah salah seorang habsyi. Ia adalah seorang budak dari Bani Jumah di Mekkah. Bilal mulai mengetahui tentang Rasulullah SAW ketika para tokoh kafir, termasuk umayyah (tuannya) mulai membicarakan kehadiran Rasulullah.

Pada suatu kesempatan, Bilal menemui Rasulullah saw dan menyatakan keislamannya. Akan tetapi, keislaman Bilal ini cepat diketahuo oleh tuannya. Sehingga tuannya pun menjadi gusar. Ia segera mengambil tindakan agar Bilal melepaskan keislamannya. Tapi, karena Bilal menolaknya, Bilal pun mulai disiksa karena tidak menuruti kemauan tuannya. Tanpa selembar benang di badannya, ia dibaringkan di atas bara agar mau kembali menyembah berhala. Namun, Bilal tetap menolak.

Ditengah teriknya matahari gurun dan pasir yang panas, Bilal kembali disiksa dengan dibaringkan lalu ditindih dengan batu besar. Siksaan kejam ini dilakukan setiap hari sehingga beberapa algojo merasa kasihan kepadanya. Mereka membujuk Bilal untuk mau memuji Tuhan-Tuhan mereka agar orang-orang Quraisy tidak mencibir ketidakberdayaan mereka menghadapi budak sendiri.

Di malam hari, mereka memberikan tawaran kepada Bilal, “besok, kamu harus mengatakan yang baik-baik terhadap Tuhan-Tuhan kami. Katakanlah, Tuhanku adalah Latta dan Uzza. Kami pun akan melepaskanmu. Kami telah menyiksamu, tetapi sepertinya kamilah yang tersiksa.” Bilal menggelengkan kepala dan menyebut, “Ahad..Ahad..”.

Melihat hal itu, Umayyah bin Khalaf menjadi marah dan geram. Ia lalu memukul Bilal. Saat siang menjelang, Bilal kembali dibawa ke padang pasir. Ia menghadapi semua siksaan itu dengan sabar, tabah, dan teguh tidak tergoyahkan. Sampai suatu saat, seorang sahabat Rasul bernama Abu Bakar mendatangi mereka. Ia berkata “Apakah kalian akan membunuh seseorang karena dia mengatakan Tuhanku adalah Allah?” Abu Bakar berkata lagi, “ Berilah harga yang lebih mahal daripada harganya dan biarlah dia merdeka.”

Mereka pun menerima tawaran Abu Bakar. Sejak saat itu, Bilal sudah bukan lagi menjadi budak. Ia sama seperti orang-orang lainnya yang merdeka. Bilal pun dikenal sebagai muazin pertama dalam sejarah Islam. Akan tetapi, ketika Rasulullah saw wafat, ia tidak ingin lagi mengumandangkan adzan karena ia tidak kuasa menahan tangis begitu mengumandangkan “Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah”. Karena hal ini akan mengingatkan kenangannya bersama Rasulullah. Sehingga akhirnya, ia pun lebih memilih bergabung dengan pasukan perang hingga syahid.

*********************************************************************************

“Jika hanya Allah yang kita tuju maka kemuliaan akan dating dan mendekat kepada kita, serta segala macam keutamaan akan menghampiri kita.” (Ibnu Qoyyim Al Jauziyah)

SEKIAN. Semoga bermanfaat …

Dikutip dari buku : Hidup Tenang Dengan Sabar, halaman 107

Tidak ada komentar:

PERHATIAN !!!

Jika ada link download yang rusak, mohon tinggalkan komentar di GUEST BOOK yang ada di sebelah kanan anda.